Cerita Hujan

☔ Cerita Hujan ☔

ا للهم صيبا نافعا
Allahumma Shoyyiban Nafi'an

Yaa Allah turunkanlah kepada kami hujan yang bermanfaat.

Menurut kamus besar bahasa Indonesia, hujan adalah titik-titik air yang berjatuhan dari udara karena proses pendinginan.(kbbi.web.id/hujan)

Bagi sebagian orang, hujan memiliki kemampuan tersendiri untuk mengorek dan menayangkan kembali kenangan yang tersimpan di hippocampus.
Entah itu dengan bau khas hujan setelah menyentuh tanah yang kering, atau dengan suara gemericik air ketika menyentuh atap rumah atau bahkan saat tak sengaja kehujanan.
Beruntung sebagian orang yang tersenyum kala hujan turun, karena tak sedikit mereka yang menitikkan air mata saat dinginnya tangisan langit menyentuh lapisan terluar kulit bumi.
Kenangan itu seperti hujan, ketika turun tak ada yang dapat kita lakukan kecuali menunggunya reda. Mungkin kita bisa melakukan aktivitas lain tapi tetap saja kita menyadari kehadirannya.

Hujan mengalami proses yang panjang sebelum akhirnya turun, dia terlebih dahulu dipanaskan oleh matahari untuk kemudian menjadi uap air yang terkondensasi di langit yang kemudian membentuk awan dan awan berkumpul semakin berat dan turunlah hujan (kalau ga salah, nilai IPA saya jelek kk)

Proses hujan telah dikabarkan oleh Al-Qur'an, berikut ayatnya

Surah Ar-Room, 48:
اللَّهُ الَّذِي يُرْسِلُ الرِّيَاحَ فَتُثِيرُ سَحَابًا فَيَبْسُطُهُ فِي السَّمَاءِ كَيْفَ يَشَاءُ وَيَجْعَلُهُ كِسَفًا فَتَرَى الْوَدْقَ يَخْرُجُ مِنْ خِلَالِهِ فَإِذَا أَصَابَ بِهِ مَن يَشَاءُ مِنْ عِبَادِهِ إِذَا هُمْ يَسْتَبْشِرُونَ

Allah, Dialah yang mengirim angin, lalu angin itu menggerakkan awan dan Allah membentangkannya di langit menurut yang dikehendaki-Nya, dan menjadikannya bergumpal-gumpal; lalu kamu lihat hujan keluar dari celah-celahnya, maka apabila hujan itu turun mengenai hamba-hamba-Nya yang dikehendaki-Nya, tiba-tiba mereka menjadi gembira.

Surah An-Noor, 43:
أَلَمْ تَرَ أَنَّ اللَّهَ يُزْجِي سَحَابًا ثُمَّ يُؤَلِّفُ بَيْنَهُ ثُمَّ يَجْعَلُهُ رُكَامًا فَتَرَى الْوَدْقَ يَخْرُجُ مِنْ خِلَالِهِ وَيُنَزِّلُ مِنَ السَّمَاءِ مِن جِبَالٍ فِيهَا مِن بَرَدٍ فَيُصِيبُ بِهِ مَن يَشَاءُ وَيَصْرِفُهُ عَن مَّن يَشَاءُ يَكَادُ سَنَا بَرْقِهِ يَذْهَبُ بِالْأَبْصَارِ

Tidaklah kamu melihat bahwa Allah mengarak awan, kemudian mengumpulkan antara (bagian-bagian)nya, kemudian menjadikannya bertindih-tindih, maka kelihatanlah olehmu hujan keluar dari celah-celahnya dan Allah (juga) menurunkan (butiran-butiran) es dari langit, (yaitu) dari (gumpalan-gumpalan awan seperti) gunung-gunung, maka ditimpakan-Nya (butiran-butiran) es itu kepada siapa yang dikehendaki-Nya dan dipalingkan-Nya dari siapa yang dikehendaki-Nya. Kilauan kilat awan itu hampir-hampir menghilangkan penglihatan.

Hal ini sudah disampaikan kepada manusia 1400 tahun yang lalu, dan apakah masih ada di antara kita yang meragukan kebenaran Al-Qur'an?

Hujan bisa mendatangkan banjir, air bah, pakaian tidak kunjung kering (ala emak2) dan sebagainya.
Penilaian kita terhadap hujan boleh saja menjadi baik atau buruk kalau kita memakai kacamata manusia biasa, tapi yakin lah apapun yang datang dari Allah pastilah baik untuk kita.
Mungkin tidak masuk akal atau akal kita yang belum masuk.

Wallahu'alam

selamat menikmati hujan.
*seruput kopi

@dkoeswoyo

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Subulus Salam - Syarah Bulughul Maram oleh Imam Ash Shan'ani -rahimahullah- (part1)

Sudahilah Sudah